BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dikenal sebagai makhluk bepikir. Dan hal inilah yang menjadikan manusia istimewa dibandingkan makhluk lainnya. Kemampuan berpikir atau daya nalar manusia yang menyebabkannya mampu mengembangkan pengetahuan berfilsafatnya. Dia mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, yang indah dan yang jelek. Secara terus menerus manusia diberikan berbagai pilihan. Perilaku manusia sangat berhubungan dengan nilai dan pendidikan. Semua yang dikerjakan manusia dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai. Salah satu kajian di dalam `filsafat adalah aksiologi. Pada pembahasan aksiologi ini, maka manusia akan berfikir ‘’ apakah yang saya lakukan ini pantas atau tidak ?’’ atau muncul pertanyaan ‘’ apakah benda itu bernilai karena kita menilainya, ataukah kita menilainya karena benda itu bernilai ?’’. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas lebih jauh mengenai dimensi aksiologi.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa itu nilai ?
2. jelaskan ciri-ciri nilai?
3. Jelaskan karakteristik dan tingkatan nilai ?
4. jelaskan jenis-jenis nilai ?
5. Jelaskan klasifikasi nilai ?
6. Jelaskan hakikat dan makna nilai ?
7. Bagaimanakah mewujudkan nilai ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan nilai.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari nilai.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis nilai.
4. Untuk mengetahui karakteristik dan tingkatan nilai
5. Untuk mengetahui klasifikasi nilai.
6. Untuk mengetahui hakikat dan makna nilai.
7. Untuk mengetahui pembagian nilai.
7. dengan nilai.
7. mbahas lebih jauh mengenai dimensi aksiologi.
7. dapat menghasilkan sesuatu yang bntuk mengetahui bagaimana mewujudkan nilai
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nilai dan Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pengertian yang pertama mengacu kepada pendidikan umunya, yaitu pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat umum. Dan arahan pendidikan adalah pengaruh bimbingan dan arahan dari orang dewasa kepada orang lain, untuk menuju kearah kedewasan, kemandirian, serta kematangan mentalnya. Nilai menurut filsafat pendidikan Idealisme, menurut pandangan idealisme, nilai itu absolut. Apa yang dikatakan baik, benar, salah, cantik, atau tidak cantik, secara fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi. Pada hakikatnya nilai itu tetap. Nilai tidak diciptakan manusia, melainkan merupakan bagian dari alam semesta. Plato mengemukakan bahwa kehidupan yang baik hanya mungkin terjadi dalam masyarakat yang baik dan ideal yang diperintah oleh ‘’the Philopher Kings’’, yaitu kaum intelektual, para ilmuan atau cendekiawan (Kneller, 1971:33).
Nilai menurut filsafat pendidikan Realisme, penganut aliran realisme sependapat dengan penganut idealis bahwa nilai yang mendasar adalah pada dasarnya permanen, tapi mereka berbeda diantara mereka sendiri dan alasan mereka. Realis sepakat bahwa guru harus menjadi bagian dalam merumuskan nilai-nilai tertentu. Moral dasar dan standar keindahan yang diajarkan pada siswa yang tidak berdampak pada isu terkini. Anak-anak harus memahami secara jelas mengenai sifat dasar kebenaran dan salah, memberikan perhatian pada tujuan yang baik dan indah berdasarkan pada perubahan moral dan keindahan mode Nilai menurut filsafat pendidikan Pragmatisme, menurut aliran pragmatisme nilai adalah relatif. Etika dan moral tidaklah permanen tapi selalu berubah seperti halnya budaya dan perubahan masyarakat. Hal ini bukanlah untuk mengklaim bahwa nilai moral harus berfluktasi dari waktu ke waktu. Nilai menurut filasafat pendidikan Eksistensialisme, pemahaman eksistensialisme terhadap nilai, menekankan kebebasan dalam tindakan. Kebebasan bukan tujuan atau suatu cita-cita dalam dirinya sendiri, melainkan merupakan suatu potensi untuk suatu tindakan. Manusia memiliki kebebasan untuk memilih, namun menentukan pilihan-pilihan di antara pilihan-pilihan yang terbaik adalah yang paling sukar. Nilai artinya sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusian. Maksudnya kualitas yang memang membangkitkan respon penghargaan, nilai itu praktis dan efektif dalam jiwa dan tindakan manusia dan melembaga secara obyektif di dalam masyarakat. Menurut Sidi Gazalba yang dikutip Chabib Thoha mengartikan nilai sebagai berikut: ‘’Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ia ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah yang menuntut pembuktian emprik, melainkan penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki. Sedangkan menurut Chabib Thoha nilai merupakan sifat yang melekat pada sesuatu (sistem kepercayaan) yang telah berhubungan dengan subjek yang memberi arti (manusia yang mayakini). Jadi nilai adalah sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi manusia sebagai acuan tingkah laku.
Beberapa pengertian nilai menurut para ahli:
1. Spranger
Nilai adalah suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu.
2. Kluckhohn
Nilai merupakan sebuah konsepsi dari apa yang di inginkan dan mempengaruhi seseorang dalam menentukan tindakan terhadap cara dan juga tujuan yang ingin dicapai.
3. Purwodarminto
Nilai dapat dijelaskan dalam lima hal yang diantaranya adalah harga sesuatu, harga sesui taksiran, angka kepandaian, suatu kualitas dan juga sifat-sifat penting.
4. Louis O. Kattsof
Nilai dibagi menjadi dua macam, dimana terdapat nilai intristik yang merupakan nilai yang semulanya sudah bernilai, dan yang kedua adalah nilai instrumental dimana nilai merupakan hasil dari sesuatu akibat digunakan sebagai sarana dalam mencapai suatu tujuan.
a. Pengertian Aksiologi
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata yunani yaitu: axios yang berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial, dan agama. Menurut Richard Bender, suatu nilai adalah sebuah pengalaman yang memberikan suatu pemuasan kebutuhan yang diakui bertalian dengan pemuasan kebutuhan yang diakui bertalian. Dengan demikian kehidupan yang bermanfaat ialah pencapaian dan sejumlah pengalaman nilai yang senantiasa bertambah. Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai, pada umumnya ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan. Di dunia ini terdapat banayak cabang pengetahuan yang bersangkutan dengan masalah-masalah nilai yang khusus seperti epistemologis, etika dan esterika. Epistemologi bersangkutan dengan masalah kebenaran, etika bersangkutan dengan masalah kebaikan, dan estetika bersangkutan dengan masalah keindahan.
B. Ciri-ciri Nilai
1) Nilai berkaitan dengan subjek
2) Nilai tampil dalam konteks praktis
3) Nilai menyangkut sifat yang ditambah oleh subjek pada sifat yang dimiliki oleh objek.
Nilai dibagi dalam 4 kelompok :
a) Nilai yang menyangkut kesenangan dan ketidaksenangan terdapat dalam objek yang perpadanan dengan makhluk punya indera.
b) Nilai-nilai vitalitas, perasaan halus, kasar, luhur.
c) Nilai rohani seperti nilai estetis (bagus-jelek) benar-salah (tidak terikat pada permasalahan inderawi).
d) Nilai religius seperti yang kudus dan tidak kudus menyangkut objek absolut.
Ada suatu hierarki dari pengelompokkan 4 nilai tersebut: nilai vital lebih tinggi dari nilai kesenangan, nilai rohani lebih tinggi dari nilai vital dan seterusnya.
Peranan nilai bagi kehidupan manusia:
1) Nilai merupakan objek sejati bagi tindakan manusia.
2) Nilai mengarahkan manusia dan memberi daya Tarik bagi manusia dalam membentuk dirinya malalui tindakan-tindakanyya
3) Menata hubungan sosial dalam masyarakat.
4) Memperkuat identitas kita sebagai manusia.
C. Jenis-jenis Nilai
Aksiologi sebagai cabang filsafat membedakan nilai dalam dua jenis, yaitu:
1) Etika dan Pendidikan
Etika berasal dari kata ‘’ethos’’ (yunani) yang berarti adat kebiasaan. Etika merupakan teori tentang nilai, pembahasan secara teoritis tentang nilai, ilmu kesusilaan yang memuat dasar untuk berbuat susila. Sedangkan moral pelaksanaannya dalam kehidupan. Jadi, etika merupakan cabang filsafat yang membicarakan perbuatan manusia.
2) Estetika dan pendidikan
Estetika merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dengan pengalaman-pengalaman kita yang berhubungan dengan seni. Hasil-hasil ciptaan seni didasarkan atas prinsip-prinsip yang dapat dikelompokkan sebagai rekayasa, pola, dan bentuk.
D. Karakteristik dan Tingkatan Nilai
Ada beberapa karakteristik nilai yang berkaitan dengan teori nilai, yaitu:
1. Nilai objektif atau subjektif
Nilai itu dikatakan objektif apabila ia tidak bergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Sebaliknya nilai itu dikatakan subjektif jika eksistensinya, maknanya, dan validitasnya tergantung pada reaksi subjek yang melakukan penilaian, tanpa mempertimbangkan apakah ini bersifat psikis atau fisik.
2. Nilai absoulut atau berubah
Suatu nilai dikatan absoulut atau abadi, apabila nilai yang berlaku sekarang sudah berlaku sejak masa lampau dan akan berlaku sepanjang masa, serta akan berlaku bagi siapapun tanpa memperhatikan ras, maupun kelas sosial. Di pihak lain ada yang beranggapan bahwa semua nilai relatif sesuai dengan keinginan atau harapan manusia.
Terdapat beberapa pandangan yang berkaitan dengan tingkatan atau hierarki nilai:
a) Kaum Idealis
Mereka berpandangan secara pasti terhadap tingkatan nilai, dimana nilai spiritual lebih tinggi dari pada nilai non spiritual (nilai material).
b) Kaum Realis
Mereka menempatkan nilai rasional dan empiris pada tingkatan atas, sebab membantu manusia menemukan realitas objektif, hukum-hukum alam dan aturan berfikir logis.
c) Kaum Pragmatis
Menurut mereka, suatu aktivitas dikatakan baik seperti yang lainnya, apabila memuaskan kebutuhan yang penting, dan memiliki nilai instrumental. Mereka sangat sensitif terhadap nilai-nilai yang menghargai masyarakat.
E. Klasifikasi Nilai
Dalam teori nilai yang digagasnya, Spranger (Mulyana, 2004:32) menjelaskan ada enam orintasi nilai yang sering dijadikan rujukan oleh manusia dalam kehidupannya
1. Nilai teoritik : Nilai yang melibatkan pertimbangan logis dan rasional dalam memikirkan dan membuktikan kebenaran sesuatu. Nilai teoritik memiliki kadar benar-salah menurut pertimbangan akal. Oleh karena itu, nilai erat kaitannya dengan konsep, aksioma, dalil, prinsip, teori dan generalisasi yang diperoleh dari sejumlah pembuktian ilmiah.
2. Nilai ekonomis : Nilai ini terkait dengan pertimbangan nilai yang berkadar untung-rugi. Objek yang ditimbangnya adalah ‘’harga’’ dari suatu barang atau jasa. Karena itu, nilai ini lebih mengutamakan kegunaan sesuatu bagi kehidupan manusia.
3. Nilai estetik : Nilai estetik menempatkan nilai tertingginya pada bentuk dan keharmonisan. Apabila nilai ini dititik dari subyek yang memilikinya, maka akan muncul kesan indak-tidak indah.
4. Nilai sosial : Nilai tertinggi dari nilai ini adalah kasih saying di antara manusia. Sikap yang tidak berpraduga jelek terhadap orang lain, sosiabilitas, keramahan, serta perasaan simpati dan empati merupakan kunci keberhasilan dalam meraih nilai sosial.
5. Nilai politik : Nilai tertinggi dalam nilai ini adalah kekuasaan. Karena itu kadar nilainya akan bergerak dari intensitas pengaruh yang rendah sampai pengaruh yang tinggi (otoriter).
6. Nilaiagama : Secara hakiki sebenarnya nilai ini merupakan nilai yang memiliki dasar kebenaran yang paling kuat dibandingkan nilai-nilai sebelumnya. Nilai ini bersumber dari kebenaran tertinggi yang datangnya dari Tuhan. Nilai tertinggi yang harus dicapai adalah kesatuan (unity).
F. Hakikat dan Makna Nilaits objektif, hukum-huk
Hakikat dan makna nilai adalah berupa norma, etika, peraturan, undang-undang, adat kebiasaan, aturan agama yang rujukan lainnya yang memiliki harga dan dirasakan berharga bagi seseorang. Nilai bersifat abstrak, berada dibalik fakta, memunculkan tindakan, terdapat dalam moral seseorang, muncul sebagai ujung proses psikologis, dan berkembang kearah yang lebih kompleks. Makna nilai adalah bahwa sesuatu itu harus mengandung nilai (berguna), merupakan nilai (baik, benar, atau indah), mempunyai nilai artinya merupakan objek keinginan, mempunyai kualitas yang dapat menyebabkan orang mengambil sikap menyetujui.
G. Cara mewujudkan nilai
1. Membantu peserta didik dalam mengekplorasi nilai-nilai yang ada melalui pengujian kritis sehingga mereka dapat meningkatkan atau memperbaiki kualitas berfikir dan perasaannya.
2. Mebantu peserta didik agar dapat menghayati dan mengamalkan nilai-nilai sesuai dengan keyakinan agamanya, konsesus masyarakatnya dan nilai moral universal yang dianutnya sehingga menjadi karakter pribadinya.
3. Membantu manjadikan manusia berbudi pekerti yang baik
4. Membantu peserta didik mengalami dan menempatkan nilai-nilai secara integral dalam kehidupan mereka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Nilai menurut filsafat pendidikan Idealisme, menurut pandangan idealisme, nilai itu absolut Nilai menurut filsafat pendidikan Realisme, penganut aliran realisme sependapat dengan penganut idealis bahwa nilai yang mendasar adalah pada dasarnya permanen, tapi mereka berbeda diantara mereka sendiri dan alasan mereka. ‘’Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ia ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah yang menuntut pembuktian emprik, melainkan penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, I. (2008). Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Gazalba, Sidi. 1973. Sitematika Filsafat. Jakarta: Bulan Bintang
Alviah, Nur. (2005). [Online]. ‘’Filsafat Nilai’’. tersedia dalam http://sites.google.com/2005/02/site/rosadteaconr/artikel/filsafat-nilai-aksiologi.html (Diakses tanggal 30 Maret 2018)
0 comments:
Post a Comment